Minggu, 16 November 2008

Solar Impulse dan Impian Penerbangan

”Tidak ada hal besar pernah terjadi di dunia kalau tak ada harapan yang dibesar-besarkan.” (Jules Verne)
Dari waktu ke waktu, umat manusia tidak pernah berhenti mengembara, baik yang terbatas pada pikiran maupun dalam tindakan nyata. Dalam peristiwa-peristiwa besar yang terjadi untuk pertama kali di masa lalu, para pengembara berhasil mendorong ke belakang batas-batas kemustahilan. Upaya serupa tampaknya terus dilakukan hingga hari ini, khususnya di bidang teknologi, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bagi umat manusia.
Dengan menulis kembali halaman-halaman berikut dalam sejarah penerbangan dengan energi surya-yang coba diwujudkan dengan penerbangan keliling dunia tanpa bahan bakar - Solar Impulse mencoba menyumbang dunia eksplorasi dan inovasi di bidang penerbangan dan energi terbarukan. Selain itu, tulis website Solar Impulse, upaya ini akan - sekali lagi - meletakkan impian dan emosi di jantung pengembaraan ilmiah.
Di masa ketika Bumi dan manusia dikepung oleh isu polusi dan pemanasan global, kerinduan akan dunia yang bebas dari polusi dan segala sesuatu yang bersifat ”hijau” - atau ramah lingkungan - semakin besar.
Penerbangan tidak terkecuali. Dalam soal ini, yang didambakan tentu saja pesawat terbang yang bisa terbang jauh tanpa membakar bahan bakar fosil. Hal yang terdengar hampir mustahil itu kini tampaknya hampir menjadi kenyataan. Kini persiapan tengah dilakukan untuk penerbangan keliling dunia pertama tanpa bahan bakar.
Uji penerbangan, seperti dilaporkan The Straits Times (19/2), akan dilakukan awal tahun 2009 dan penerbangan keliling dunia - yang diperkirakan berlangsung 25 hari dan malam - tinggal landas tahun 2011.
Landasan pemikiran bagi proyek ini sangat jelas, yakni mengombinasikan inovasi teknologi, pengembaraan manusia, dan penghormatan terhadap lingkungan, serta mengundang perhatian masyarakat terhadap masalah lingkungan, khususnya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan untuk menghadapi permasalahan lingkungan yang ada dewasa ini.
Solar Impulse - organisasi bermarkas di Swiss - yang mengadopsi usulan Bertrand Piccard ini mematangkan rencana penerbangan keliling dunia pesawat energi surya ini dengan menggandeng sejumlah perusahaan dan organisasi lain, termasuk International Air Transport Association (IATA), yang mewadahi sekitar 240 perusahaan penerbangan.
Pada Senin (18/2), penandatanganan kemitraan antara Solar Impulse dan IATA dilangsungkan menjelang dibukanya Singapore Airshow, yakni pada acara Aviation Leadership Summit.
Prototipe
Dalam penjelasannya, Bertrand Piccard selaku Presiden Solar Impulse menyebutkan, prototipe pesawat akan dibuat dengan harga 70 juta dollar AS. Prototipe pesawat ini hanya akan membawa pilot.
Rentang sayapnya sekitar 80 meter, serupa dengan rentang sayap superjumbo A380, dan dibuat selebar itu agar panel surya yang digelar cukup mampu untuk mengumpulkan tenaga sinar matahari yang dibutuhkan.
Pesawat energi surya sendiri bukan hal baru karena beberapa di antaranya sudah ada yang mampu terbang mengarungi Amerika kontinental dalam beberapa tahap. Namun, Solar Impulse adalah pesawat pertama yang akan mencoba melakukan penerbangan terlama dengan pesawat jenis ini.
Apakah pesawat semacam ini akan laku secara komersial? Piccard menyatakan, tingginya harga energi akan memaksa siapa pun, termasuk pembuat pesawat besar, untuk menemukan alternatif kalau ingin terus bertahan.
Kontribusi penerbangan
Meski penerbangan hanya menyumbang 2 persen pada emisi karbon buatan manusia, industri ini harus berkomitmen terhadap pengurangan semburan karbon dari pesawat, ujar Dirjen IATA Giovanni Bisignani. Salah satu caranya, dengan investasi dalam teknologi baru (yang lebih ramah lingkungan).
Menurut Bisignani, jet bertenaga surya merupakan hal ambisius. ”Tapi, kita ada dalam industri yang dibangun untuk mengubah impian menjadi kenyataan,” ujar Dirjen IATA, seperti dikutip The Straits Times.
Tampak bahwa Solar Impulse kelak akan mencapai dua tujuan ganda. Pertama, merintis secara nyata penerbangan hijau. Kedua, memajukan berbagai teknologi penerbangan.


Dari KOMPAS - Rabu, 20 Februari 2008 - Oleh : Ninok Leksono

Tidak ada komentar: