Minggu, 16 November 2008

Hadiah Nobel bagi Tiga Ilmuwan Penemu Virus




Stockholm, Senin - Nobel di bidang pengobatan dan kesehatan tahun 2008 dianugerahkan kepada tiga ilmuwan yang berjasa dalam meneliti virus pembawa korban jutaan umat manusia. Ilmuwan asal Perancis, Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier, memperoleh anugerah bergengsi untuk penelitian HIV/AIDS. Adapun ilmuwan asal Jerman, Harald zur Hausen, dianugerahi penghargaan serupa atas penelitiannya tentang hubungan HPV dengan kanker rahim.
Sinoussi dan Montagnier menemukan human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan AIDS yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat global saat ini. Virus tersebut menghancurkan kekebalan tubuh.
Temuan virus HIV oleh pasangan ilmuwan Perancis tersebut membuka lembaran baru pemahaman biologis penyakit dan penanganan secara antiretroviral. Pekerjaan mereka memberikan arah kepada pengembangan metode diagnosa pasien yang terinfeksi dan produk penyeleksian darah guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Sampai saat ini, HIV/AIDS belum dapat disembuhkan. Namun, setidaknya, penyakit ini tidak lagi menjadi ”hukuman mati” berkat kemajuan pesat riset dan pengembangan pengobatan beberapa tahun terakhir. Dengan penanganan yang tepat, orang dengan HIV/AIDS mempunyai peluang untuk hidup lebih lama dan berkualitas.
”Kesuksesan hasil terapi anti-retroviral (ARV) membuat harapan hidup orang dengan HIV/AIDS sekarang mencapai tahap yang sama dengan orang- orang yang tidak terinfeksi,” demikian catatan dari Komite Nobel dalam rilisnya.
Belum pernah terjadi di dunia sains dan dunia pengobatan demikian cepatnya waktu antara penemuan virus, identifikasi asal-usul penyakit, dan ketersediaan pengobatan untuk sebuah entitas penyakit baru.
Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier mengawali penelitian mereka dengan mengisolasi dan mengembangkan kultur jaringan sel kelenjar getah bening dari pasien pada tahap awal AIDS.
Francoise Barre-Sinoussi lahir dan berkewarganegaraan Perancis, bergelar doktor di bidang virologi dari Institut Pasteur, Garches, Perancis. Dia sekarang menjabat sebagai profesor dan Direktur Regulation of Retroviral Infections Unit, Virology Department, Institut Pasteur.
Luc Montagnier juga lahir dan berkewarganegaraan Perancis. Dia mendapatkan gelar doktor di bidang virologi dari University of Paris. Montagnier menjabat sebagai Direktur World Foundation for AIDS Research and Prevention, Paris, Perancis.
Melawan dogma
Sementara itu, Harald zur Hausen berhasil melawan dogma bahwa human papilloma virus (HPV) adalah penyebab kanker leher rahim, jenis kanker kedua yang paling sering ditemukan pada perempuan.
Dia berpandangan, HPV-DNA seharusnya dideteksi dengan pencarian secara spesifik karena merupakan virus yang heterogen. Hanya beberapa tipe HPV yang menyebabkan kanker.
Hausen bekerja keras membuktikan pandangannya tersebut dengan lebih dari 10 tahun meneliti berbagai tipe HPV.
Dia menemukan tipe HPV16 yang menyebabkan tumor pada tahun 1983 dan setahun kemudian mengklon HPV16 dan 18 dari pasien yang terkena kanker. HPV tipe 16 dan 18 secara konsisten ditemukan pada sekitar 70 persen biopsi kanker rahim di seluruh dunia.
Penemuan Hausen memberi arahan kepada karakterisasi sejarah alami infeksi HPV. Penemuan itu juga membuka pemahaman kepada kanker yang disebabkan HPV. Saat ini, HPV sudah dapat dideteksi dengan pap smear sederhana dan telah ada vaksin HPV.
Perhatian masyarakat global terhadap HPV sangat besar. Terlebih lagi infeksi HPV ini dengan mudah terjadi melalui hubungan seksual. Virus tersebut juga terdeteksi di 99,7 persen perempuan yang mempunyai sejarah kanker rahim dan berefek kepada 500.000 perempuan per tahun.
Vaksin juga telah dikembangkan dengan perlindungan di atas 95 persen terhadap risiko HPV 16 dan 18. Berkat vaksin tersebut, risiko kanker leher rahim berkurang.
Harald zur Hausen (71) lahir dan berkewarganegaraan Jerman. Saat ini menjadi profesor emeritus dan mantan Chairman and Scientific Director German Cancer Research Center di Heidelberg, Jerman.
Hadiah Nobel di bidang Pengobatan dan Fisiologi dianugerahkan pertama kali kepada Emil von Behring tahun 1901. Emil mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya meneliti terapi serum, terutama penggunaannya bagi penderita dipteria. Pemberian Nobel di bidang pengobatan sekaligus menggarisbawahi berbagai penemuan penting di bidang pengobatan, termasuk penisilin, rekayasa genetika, dan penggolongan tipe darah.
Pemenang nobel di bidang pengobatan tahun ini mendapat hadiah 10 juta Swedish kronor atau setara dengan 1,42 juta dollar US. Harald zur Hausen mendapatkan separuh dari jumlah tersebut. Selebihnya, Francoise dan Montaigner mendapatkan masing-masing seperempat bagian.
Nobel di bidang pengobatan merupakan Nobel pertama yang diumumkan tahun ini. Seremoni penyerahan penghargaan akan dilaksanakan di Stockholm, Swedia, 10 Desember mendatang.(ANT/BBC/www.Nobel.org/INE)





Dari KOMPAS Selasa 7 Oktober 2008

Tidak ada komentar: